Menuju kebahagian
Kesenangan dalam bentuk apapun didunia ini tidak abadi. Kesenangan seperti gelembung-gelembung sabun yang setiap saat dapat meletus dan lenyap di udara. Kesenangan datang dari nafsu dan menimbulkan ikatan-ikatan dengan sumber kesenangan itu. Kalau tiba saatnya kesenangan itu direnggut dan terpisah dari kita, maka kitapun merasa kehilangan dan berduka.
Hidup ini penuh dengan duka yang timbul dan kekecewaan iba diri, kemarahan, kebencian, permusuhan. Karena hidup ini penuh dengan duka dan sengsara, maka kita semua rindu akan kebahagiaan. Sayang sungguh sayang, kita selalu salah mengenal kesenangan sebagai kebahagiaan!
Kesenangan hanya merupakan saudara kembar dari kesusahan belaka, keduanya itu tak terpisahkan seperti permukaan depan belakang dari telapak tangan. Ada susah ada senang, ada suka ada duka. tak terpisahkan.
Karena itu, setiap kedukaan kita coba hibur dengan kesukaan, setiap kesusahan kita tutupi atau ingin lupakan melalui kesenangan. Pada hal, kesenangan itupun akan berakhir dengan kesusahan, seperti gelombang tidak hanya bergerak ke satu jurusan, tapi pada saatnya membalik.
Kebahagiaan sungguh jauh berbeda. Kebahagiaan tidak mempunyai kebalikan! Kebahagiaan berada jauh di atas jangkauan suka dan duka. Karena suka dan duka itu hanya merupakan permainan pikiran, maka hanya menjadi pakaian si-aku.
Kebahagiaan tak dapat diraih oleh pikiran. Kebahagiaan tidak dapat didatangkan dengan sengaja oleh si-aku yang ingin berbahagia. Kebahagiaan adalah Cinta kasih, Cahaya Illahi, kekuasaan Tuhan yang selalu ada di dalam diri kita sendiri, tak pernah sedetikpun meninggalkan kita. Hanya pikiran dengan nafsu² nya menyeret kita kedalam kegelapan sehingga tidak dapat melihatNya.
0 komentar:
Posting Komentar