Dari beberapa indikator, pria ternyata memiliki status kesehatan yang lebih buruk dibandingkan wanita. Angka kematian pria pun lebih tinggi dibandingkan wanita. Ada 10 penyakit
yang paling banyak membunuh pria.
"Ada beberapa fakta yang dapat dilihat dan dirasakan terkait dengan rendahnya kesehatan pria dibandingkan wanita," jelas Dr. Edy Rizal Wahyudi, SpPD dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, dalam acara Press Conference The 4th Annual Women's Health Expo di FKUI-RSCM, Jakarta, Kamis (17/2/2011).
Menurur Dr Edy, hal yang paling nyata dan hampir terjadi di banyak negara di dunia adalah perbedaan angka harapan hidup antara pria dan wanita.
"Angka harapan hidup pria cenderung lebih pendek, berkisar 4 hingga 6 tahun lebih pendek dibandingkan wanita. Bila ditilik lebih jauh, ternyata kematian yang terjadi (khususnya pada pria) banyak yang bersifat prematur dan seharusnya dapat dicegah," jelas Dr Edy.
Terkait hal tersebut, perlu dikenal dan diketahui dengan baik tentang penyakit yang sering diderita dan menjadi penyebab
kematian pada pria, sehingga pada akhirnya tindakan promosi kesehatan atau pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin.
Dr Edy menjelaskan berikut 10 penyakit yang paling banyak membunuh pria:
1. Penyakit jantung
2. Kanker
3. Luka-luka atau kecelakaan
4. Stroke (cerebrovascular kecelakaan, CVA)
5. PPOK (penyakit paru obstruktif kronik)
6. Diabetes
7. Influenza dan Pneumonia
8. Bunuh diri
9. Penyakit ginjal
10. Penyakit Alzheimer
"Sangat penting bagi kaum pria untuk menyadari kerentanan mereka dan mengambil tindakan positif untuk mencegah datangnya penyakit-penyakit tersebut dan meningkatkan perhatian pada diri sendiri akan adanya faktor-faktor risiko yang mungkin ada, seperti riwayat penyakit jantung, diabetes dan tekanan darah tinggi dalam keluarga, obesitas, gaya hidup buruk, kebiasaan merokok dan stres," jelas Dr Edy.
Hal yang menarik, lanjut Dr Edy, sifat atau perasaan yang umum dijumpai pada pria yaitu ketakutan, malu dan tak mau mengalah, bisa terkait dengan masalah kesehatan pria.
"Ketakutan akan eksistensinya sebagai pria yang diragukan, malu untuk menyatakan diri sakit yang diidentikkan sebagai kelemahan dan selalu berusaha menampilkan diri serba mampu, sehingga muncul sifat tak mau mengalah," ungkap Dr Edy.
Belum lagi kekhasan coping mechanism (respons saat menghadapi masalah) pada pria yang umumnya dilampiaskan pada hal-hal yang kurang baik untuk kesehatan sendiri, seperti merokok, minum alkohol, perilaku antisosial dan penggunaan obat-obatan.
"Melihat beberapa hal tersebut, maka keterlibatan orang lain atau kelompok lain sebagai pemacu agar para pria lebih memperhatikan kesehatannya menjadi sesuatu yang harus dilakukan. Dalam hal ini, wanita dapat sangat berperan," tutup Dr Edy.
0 komentar:
Posting Komentar